Tidak pernah membuat rencana untuk bertemu, berjumpa atau sekedar bersua. Tau-tau saja waktu menggiring kita menuju satu tempat yang sama meski tanpa suka. Dari sana cerita tentang kita dimulai. Berawal dari kelas yang sama, kesukaan yang sama, kita mulai semuanya. Jalan yang terbentang bagi kita tidaklah semulus jalan tol. Kerikil, lubang, turunan, kelokan curam tersedia secara manis untuk kita lewati. Kadang kita terjatuh. Sering kita tergelincir. Tapi kita saling menangkap, menjaga, menopang, menyediakan bahu masing-masing untuk sekedar bersandar lepaskan lelah. Telinga tersiaga untuk mendengar keluh kesah. Mulut terbuka mengucap semangat serta penghiburan mengusir lara serta duka. Pernah kita bertengkar, saling tidak mengerti namun tetap tak pernah menjatuhkan. Karena saat pertengkaran itu terjadi, saat punggung kita saling menatap, waktu langkah kita terbuka sendiri-sendiri, diantara senyum dan tawa yang hadir ada sendu serta rindu yang tersayat diam-diam. Kita terbiasa bersama, sahabat...
Dan kini, kita seperti kumbang yang mengembangkan sayapnya serta terbang menuju tujuan awal kita melangkah. Tujuan dan jalan yang berbeda kita temui diujung persimpangan itu. Mau tak tau, salam perpisahan kita ucapkan. Tidak, bukan berpisah untuk selamanya... Hanya sementara. Untuk meraih tiap jengkal mimpi yang tercipta dari khayalan kita ketika bercerita.
Mungkin saja, dikala sela-sela rehat, kita akan bersua walau tak sesering saat kita masih ada disatu ruang yang sama. Atau kita berjumpa dari tiap doa yang dipanjatkan pada Tuhan sehingga membuat kita tetap bersama secara rohani walau terpisah secara ragawi.
Dan sahabat, bersama waktu yang terlewati, bersama tiap jejak yang kita tinggalkan, bersama tiap jalur yang kita lalui, kita... telah tumbuh dewasa bersama...