Ya Tuhan,
Jika memang sebuah kenyamanan masa lalu itu membuatku mabuk tak
terkendali,
Jika beribu tetesan kenangan yang membuat batu menyisakan ruang itu
permanen,
Dan...
Jika memang segelintir senyum teduh dari kebahagiaan kecil itu akan
terulang,
Sorotan mata yang tak lagi berpusat pada kebutuhan yang sama,
Genggaman tangan yang tak lagi berpegang teguh dengan tujuan yang sama,
Sepasang kaki yang tak lagi membawa raga ke pemberhentian biasanya,
Meski dipisahkan dengan keberadaan yang tak lagi sama,
Meski masa itu sangatlah jauh hingga hamba tak kuasa melihat sekalipun
tepiannya,
Bolehkah hamba sekedar membuat angan itu tak pernah pergi ke
pelabuhannya?
Tetap tinggal disini meskipun sayatan itu semakin dalam terbentuk?
Bolehkah, Ya Tuhan?
By: Ferlin Halida @ferlinhalida azumoraise.wordpress.com