Aku tahu, seharusnya kuhentikan saja rasa itu sejak awal. Bukan membuatnya tumbuh semakin dalam. Sekarang aku harus tersesat didalam rasaku sendiri. Tak tahu kemana harus kubawa rasa ini.
Kuakui aku mulai berharap. Anganku telah berlari jauh dari sadarku. Aku terus bermimpi. Dan mungkin aku telah membawa rasaku jatuh terlalu dalam pada sebuah ilusi.
Aku kini terbiasa dengan keterasingan itu. Aku sepertinya menikmati keingin-tahuanku tentangnya. Bagai ada keajaiban datang membangunkan rasaku yang telah lama mengendap dalam kehampaan.
Tapi aku sungguh tak mengerti, kemana arah rasa ini akan membawaku. Rasa ini hanya terkurung dalam hatiku. Tak mampu ku ungkap. Namun terus membuatku kehilangan kendali.
Ingin rasanya aku membuang semua rasa malu ini. Membiarkan semuanya terlepas tanpa peduli apa yang akan terjadi nanti. Namun aku tak punya cukup kekuatan. Aku terlalu takut untuk menyampaikannya.
Siapakah aku? Siapakah dirinya? Tak banyak yang kutahu tentangnya. Karena memang aku tak pernah mengenalnya. Dan baginya pastilah aku hanya sosok asing yang tak berarti. Namun bagiku, dia seakan memberi kehangatan pada duniaku yang telah lama membeku.
Aku sadar sesuatu telah terjadi di hatiku. Aku tak pernah mengira bahwa perhatianku akan tertuju padanya. Aku kira aku mampu membentengi rasaku. Menjaganya agar tetap damai dalam sepiku. Namun keterbiasaan mata ini tertuju pada wajah itu akhirnya melemahkan pertahanan rasaku.
Adakah jalan bagiku untuk mengenal malaikat itu? Akankah kutemukan cara untuk mengungkap semua rasa ini? Mungkinkan Tuhan akan memberikan arah kemana rasa ini harus ku bawa?
@dyanasarko
http://dyanasarko.blogspot.com