Aku tak tahu harus menamai ini apa. Aku dan kamu saling mencintai
lantas saling menyakiti, dan masih bersama. Sudah jelas, luka di antara kita
begitu menganga. Tapi kenapa kita masih bergenggaman? Jika ini cinta, kenapa kita harus saling
menyakiti untuk bersama? Bukannya cinta itu seharusnya membahagiakan?
Ribuan cara aku coba membuangmu, tapi entah kenapa kamu
selalu kembali dan kembali lagi, menawarkan cinta yang sama. Dan bodohnya aku,
selalu ada tempat kembali buat kamu, merangkulmu lagi.
Aku berkali-kali lari darimu. Tapi selalu ada saat sepi,
dimana aku memekikan namamu, memanggilmu untuk menyayangiku lagi.
Cinta yang sama. Luka yang sama.
Aku dan kamu tahu di dunia ini tidak hanya ada aku dan kamu.
Ada si dia, mereka. Kenapa kamu tidak mencoba dengan si dia dan mereka? Kenapa aku
tidak mencoba dengan si dia dan mereka?
Kita malah bertahan dalam kegamangan. Kita bertahan bukan
karena saling cinta. Kita bertahan karena tidak ingin merasakan bagaimana pahitnya perpisahan. Tapi, bukankah
apa-apa yang pahit itu menyembuhkan?
Apa kita akan selamanya seperti ini? Berada dalam gravitasi
tak menentu, tak berujung?
Hey, kamu!
Ketahuilah, bintang di atas sana jauh lebih terang dari
bintang yang kita genggam sekarang.
Lepaskanlah ia.
Bebaskanlah ia.
@raelitawahyu ;)