Hujan membawakan aku derasnya air kerinduan. Saat dingin udara membekap tulang rusuk, aku rindu hadirmu. Suara gemuruh menyanyikan aku pada lagu kerinduan tawamu. Mendung yang sedari tadi menyelimuti akan kerapuhanku pada besarnya rindu terdalam untukmu. Masihkah kilatan airmataku tak mampu hapus kerinduan ini.
Rindu ini untukmu. Rindu ini tak pernah terusik oleh besarnya badai yang menghadang. Tak pernah pula luluh lantah oleh hantaman ombak di tepi pantai. Setegar karang kucoba bertahan. Mencoba untuk bernafas di atas tumpuhan kaki yang semakin goyah tuk menanti hadirmu.
Kembalilah di sampingku. Bernafaslah disisiku. menangis dan tertawalah bersamaku. bersandarlah di bahuku. Kita tatap mentari pagi bersama dan menanti senja menyambut.
akan kukirimkan kembali kerinduan ini pada kerlip bintang malam, agar kerlipnya menemani rinduku padamu.
Rindu ini untukmu. Rindu ini tak pernah terusik oleh besarnya badai yang menghadang. Tak pernah pula luluh lantah oleh hantaman ombak di tepi pantai. Setegar karang kucoba bertahan. Mencoba untuk bernafas di atas tumpuhan kaki yang semakin goyah tuk menanti hadirmu.
Kembalilah di sampingku. Bernafaslah disisiku. menangis dan tertawalah bersamaku. bersandarlah di bahuku. Kita tatap mentari pagi bersama dan menanti senja menyambut.
akan kukirimkan kembali kerinduan ini pada kerlip bintang malam, agar kerlipnya menemani rinduku padamu.