Senja ini ku tawarkan sebuah kehilangan kepada seorang Tuan. Sebenarnya bukan inginku, tapi ego rinduku yang terlalu menggebu untuk selalu disapa. Telingaku terlalu bising kala rindu-rindu memanggil namanya. Meski ku tahu Tuan itu mengerti pun merasa bahwa hati mendengar apa yang tak ku kata. Inginku tak lebih, ucapan selamat pagi juga malam saja. Pengantar hariku juga penutup keseharianku yang tanpanya disampingku.
“iya,aku cukup rewel dan bawel untuk kau miliki!” kataku saat rindu tak bisa kudiamkan.
Tuan itu hanya tersenyum, memelukku dalam doanya. Hanya itu yang dia lakukan saat rindunya (mungkin untukku) tiba-tiba berdatangan. Jarang sekali ia sampaikan atau utarakan kepadaku dengan suaranya yang merdu itu.
Aku (dulu) pernah menjadi wanitamu, yang cukup diam meski ingin bertemu selalu. Namun apalah..bila tiap temu hanya membuat candu segala rinduku. Ku padamkan niatku, walau untuk menyapa saja ku tak mampu. Siapalah aku? Bukan pemilik hatimu. Dan siapa kamu? Juga bukan pemilik hatiku. Hatiku dan hatimu adalah milikNYA,Yang Maha Kuasa. Lalu untuk apa aku merengek jika aku belum mampu untuk mencintaiNYA, sepertimu, bila aku saja belum begitu sepenuhnya mengenal diriku sendiri juga penciptaku.
Mungkin itulah sebabnya aku menawarkan sebuah kehilangan kepadamu Tuan. Aku belum bisa mencintai diriku sendiri. Tak sepertimu, kau mencintai orang lain; sahabat-sahabatmu juga anak asuhmu, tak memikirkan cintamu pada dirimu sendiri dimana aku sedikit hadir semenit diwaktumu. Hebatnya kamu di mataku masih tetap sama seperti dulu.
Ya, mungkin itulah yang membuat aku tak mengerti. Bahkan disaat kehilangan ku tawarkan padamu Tuan disaat senja hari ini. Aku masih tetap tak mengerti. Karena aku belum mencintai diriku sendiri.
Segalamu masih ku ingat jelas, tentang cinta yang harusnya menguatkan bukan malah melemahkan atau menyakitkan. Dari situ aku bangkit juga merasakan sakit. Aku tetap mencoba berdiri saat kehilangan satu persatu hadir seperti tak kuingini.
Dan mencoba untuk tak menghindar dari segala hingar bingar kesendirian.
Terimakasih, suatu hari aku pasti mengerti tentang hari ini.
Follow:@senja_kata
Follow: