Jawabanmu beragam mulai dari ketiduran, kuliah, kerja tugas, sibuk, hingga sakit.
Hubungan ini berjalan sangat lama saat kau jauh. Tapi, saat kau pulang untuk dua hari. Rasanya sangatlah cepat. Bagaikan roket yang sudah tak sabar mengikis atmosfer menuju bulan. Sungguh, berlalu seperti kilat.
Kautahu, hari ini kau juta tak ada kabar. Yah, sama seperti kemarin saat aku meminta penjelasanmu yang mereject teleponku. Kau tak menjawab. Tapi, ponselku bilang kau membacanya. Aduh, kau sibuk dengan lukisan dan gambaranmu. Sedangkan aku sibuk dengan tulisanku.
Tulisanku semua ini tertuju untukmu. Dan, kuharap semua gambaran dan lukisanmu juga kau tujukan untukku.
Malam ini, tak satu pun pesan singkatmu menyapa ponselku. Apalagi panggilanmu. Huhhh.. Aku tak tahu kau sedang sibuk dengan apa hari ini, juga kemarin.
Kita terbentang sebuah jarak. Jarak yang rasanya ingin kubunuh tiap malam menyapa jidatku.
Aku ingat betul hari kemarin. Kau menemaniku hingga tertidur dari ujung telepon. Kita sama-sama tertidur, kita kelelahan karena kau sibuk dengan kehidupanmu. Sedangkan, aku sibuk dengan kamarku. Hahhaha, aku hanya bermalas-malasan seharian kemarian. Kamu tahu aku, kan. Mandi saja terkadang aku berfikir dua kali.
Kau, lelaki ujung teleponeku. Sosok penggerutu yang banyak aturan. Sebenarnya kau tak mengaturku, lebih tepatnya kau mengajarku. Kau memang aneh. tapi, itulah magnetmu. Aku kutub utara dan kau selatan. Sempurna!
Hari ini, jariku ingin menari.
Dan lagi-lagi lagunya kau.
Semua hal dalam tulisanku memang untukmu, si pemilik kumis tipis.
Kau kuliah. Sedangkan, aku dalam masa putih abu-abu.
Kau selalu tahu caranya membuatku tersenyum.
Jarak memang memisahkankan kita.
Membentangkan kita dalam sebuah harapan, rasa rindu, kekecewaan, kecemburuan dan bla.. bla.. bla..
Sangat banyak rasa. Melebihi goyangan lidah saat menyantap Nano-Nano ataupun Gado-gado special.
Aku di sini, menunggumu...
Selalu begini, aku menunggumu pulang ke kota kita. Makassar, Sulawesi Selatan.
Karena aku tahu, kau adalah sosok yang pantas untuk kutunggu dengan kesetiaan perasaan ini.
"Saat kaumenjalani sebuah hubungan. Pastikan apakah pasanganmu adalah sosok yang pantas kautunggu, dan pantas untuk kau beri kesetiaan."
Sayang? Bolehkah aku mengganti nama istilah hubungan ini.
Aku lebih menyukai "Long Distance Love" dibandingkan "Long Ditance Relationship"
Kau ingin tahu kenapa?
Karena Relationship itu berarti hubungan. Semua orang juga tahu!
Tapi, coba telaah.
Bukankah berteman itu sebuah hubungan?
Bukankah bersahabat itu sebuah hubungan?
Bukankah hoby itu adalah sebuah hubungan?
Bukannya bermusuhan juga adalah sebuah hubungan?
Lalu, apa specialnya hubungan?
Sekarang, aku balik pertanyaannya!
Apa Specialnya cinta ( Long Distance Love )?
Dari bilik rindu
Airly Latifah
Airlylatifah.blogspot.com