18 February 2013

Untitled

Manusia hidup dalam dua dunia, berjalan dengan 2 kaki, melihat dengan 2 telinga, dan menggenggam dengan 2 tangan. Berjalan maju atau mundur, semua itu pilihan, hanya pilihan dan hanya diri sendiri yang dapat memilih.
Memilih bukan seperti membalik telapak tangan, bukan seperti menumpahkan air dalam gelas, juga bukan seperti memecahkan piring atau gelas.

Memilih, tindakan yang jarang sekali sukses dilakukan. Memilih akan membuat kepala seperti di kaki, berjalan tanpa arah tanpa tujuan, seperti menulis tanpa makna. Hanya untaian kata namun tak ada makna di dalamnya. Hampa, kosong dan semua hambar.

Aku memilih, memilih menjadi diriku, menjadi mimpiku, dan menjadi tiang kokoh dalam terpaan badai yang maha dasyat. Namun hati kecil bertanya, dapatkah aku terus berdiri? dapatkah aku terus berpijak? dapatkah aku terus untuk tetap kokoh?

Diam, sedikit diam akan lebih baik, tanpa suara tanpa gerakan bibir, tanpa gerakan pita suara. Iya, aku diam. Diam dalam segala keinginan yang tak mampu terwujud, seperti mendaki dalam lelehan kawah. Mustahil tapi terus mencoba meski panas membakar.

Menjerit, aku tak mampu menjerit. Mulutku bagai terbungkam bongkahan batu besar, meski hati ingin menjerit. Menjerit hingga aku tak mampu bersuara, hingga aku lelah untuk bersuara.

Tidak kah kau mengerti? Hai orang-orang yang mengekangku, bebaskan aku. Biarkan aku terbang dengan sayapku, biarkan aku menari indah di angkasa, biarkan aku melukis pelangi dengan jemariku.

Berhenti!!! Berhenti menggenggamku, berhenti menarik ekorku, berhenti menahan sayapku. Mampukah kau mengerti, hai orang-orang yang mengekangku?

Hanya kebebasan yang ku inginkan, hanya nafas segar yang ku butuhkan, hanya setetes embun yang ingin aku rasakan.

Bebaskan aku, lepaskan aku dari kotak hitam yang begitu mengekang. Lepaskan aku ke angkasa, percayakan padaku bahwa aku mampu.

Tak bisakah kau mempercayaiku? Tak bisakah kau membebaskanku untuk menemukan jati diriku? Puaskah kau membuatku selalu mencari siapa saya?

Biarkan aku terbang, biarkan aku menari dengan sayapku, percayalah bahwa kelak pelangiku akan terukir namamu, malaikat tanpa sayap yang dikirim tuhan untuk membimbingku.

Bisakah kalian melepasku? Aku tak dapat terbang dengan saya[pku, aku tak dapat berjalan dengan pilihanku, aku tak dapat menjadi diriku.

Lelah, aku sangat lelah, mungkin teramat lelah. Inginku mengepakkan sayapku, inginku menari indah di angkasa, ingin ku segera membuatmu bangga tapi ku mohon bebaskan sayapku.

Bebaskan aku dengan hidupku, bebaskan sayapku, dan bebaskan aku untuk menemukan siapa aku? Untuk apa aku? dan bagaimana aku?

Postingan Terpopuler

Postingan Terbaru