“Lo pulang sama siapa?” tanya Denis atau lebih tepat disebut
menodong.
Ulin mengatur nafasnya yang tersengal tiap berhadap
dengan makhluk songong namun diam-diam ia sukai itu.
“Sendiri.” Jawabnya berusaha sebiasa mungkin.
“Gue anter ya.”
“Hm… makasih, tapi gak perlu.” Tolak Ulin halus tapi
makhluk ganteng didepannya ini bukan tipe mudah menyerah, cukup ngeyel malah.
Jadi, ia telah bersiap membuka mulut untuk mencoba mengajak Ulin pulang
bersamanya lagi. Namun, sebelum niat itu terlaksana, satu tangan kekar berwarna
kecoklatan dengan dihiasi sedikit bulu-bulu halus telah memegang lengan Ulin.
Bukan hanya memegang tapi juga mencengkram.
“Sori, Den, Ulin pulang sama gue, Pras dan Ava. Tadi
kita udah janjian mau nonton, tapi si Ulin malah lupa makanya gue susulin
kesini.” Cerocos Leno, sahabat Ulin sejak TK yang tak mempedulikan kekecewaan
tergambar jelas di wajah Denis.
“Gue boleh ikut
kalian nonton? Gue yang traktir deh.” Pinta Denis. “Hari ini anniversarrynya
LUPA, jadi khusus anggota LUPA aja.”
Kemudian, setelah menyentak pelan lengan Ulin, mereka berlalu
meninggalkan Denis yang terpaku memandangi punggung Ulin. Hatinya perih sekali…
JJJ
“Lo jahat!” cetus Ulin ketika mereka telah sampai
tempat parkir dan jauh dari Denis. Ava sudah pergi duluan ke XXI di Supermall
Lippo Karawaci bersama Pras untuk memesan tiket bagi mereka berempat.
“Lin, gue bukan jahat, tapi ini demi elo juga.”
Ujarnya kalem sambil membuka pintu mobil Starlet putih miliknya. “Kalo terlalu
dekat sama Denis, nanti lo bisa jatuh cinta sama dia. Itu bahaya, Lin…
setidaknya untuk sekarang.”
‘Udah jatuh cinta duluan gue!’ umpat Ulin dalam
hati.
JJJ
Denis berdiri dengan wajah garang didepan kelas 2IPS2
menghadang laju Leno, Ava dan Pras.
“Apa-apaan nih?” tanya Leno tak senang.
“Gue mau bicara sama lo bertiga sekarang juga.”
“Tentang apa?” sahut Ava lembut.
“Ngomong tinggal ngomong. Susah bener.” Sungut Leno.
“Sabar dong, Len.” Kata Pras. “Kita ngobrol di kantin
kalo lo mau. Mumpung jam masuk juga masih lama.” Tawar Pras bijak yang langsung
di iyakan oleh mereka.
Denis menatap
mata para sahabat terdekat Ulin itu lekat-lekat. “Ada apa sama Ulin?”
Tiga sahabat itu saling pandang, “Emang Ulin kenapa?”
tanya Ava khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Ulin.
“Ulin baik-baik aja, dia lagi on the way ke
sekolah kok sekarang.” Pras menjawab dengan tenang.
Denis terlihat frustasi, kemudian ia menghitung sampai
tiga dan akhirnya berkata, “Gue kemarin nembak Ulin.” Mulainya. “Tapi, Ulin
nolak dengan alasan yang sama sekali gak jelas. Dia bilang kalo dia gak mau
ngekhianatin elo bertiga. Gue mohon, jelasin duduk perkaranya sama gue.
Sekarang.”
Ava dan Pras menatap tajam pada Leno yang mendengus
pada Denis, “Ulin emang gak suka kali sama lo.” Ujarnya ketus.
Dengan raut penuh rasa bersalah, Ava bersuara, “Gini
Den… kita punya perjanjian KONYOL gagasan Leno.” Ava sengaja menekan bagian
kata Konyol. “Sebelum selesai UAN, kita gak pacaran. Itu perjanjian LUPA
namanya. Leno, Ulin, Pras, Ava.
.“Sebenarnya, Ulin suka sama lo, Den. dia pernah cerita. Tapi lo tau sifat
Ulin gimana kan? Sama janji yang udah dia buat, gak gampang bagi dia untuk
dibatalin gitu aja.” Tambah Pras.
Denis tersenyum.
“Oke, semua jadi lebih jelas buat gue sekarang. Thanks
ya.” Ujar Denis tulus lalu bangun dari duduknya.
“Kalo emang lo beneran suka Ulin, lo pasti gak
keberatan buat nunggu Ulin. UAN sebentar lagi, kok.” Kata Leno tanpa menatap
Denis.
Denis Cuma tersenyum mendengar kalimat Leno. Cowok itu
sudah tau apa yang harus ia lakukan. Setelah berterima kasih pada Leno, Ava dan
Pras, Denis bergegas kembali kekelas.
JJJ
‘Aku udah tau masalahnya,
aku juga udah tau kamu suka juga sama aku. Jadi, aku rasa gak ada masalah lagi.
Aku akan nunggu kamu hingga batas perjanjian itu berakhir. Aku sayang banget
sama kamu, Lin… -Denis.’