beserta sejumlah kepergian yang kaubawa
di dalam koper tua—yang malam sebelum kau berkemas
aku gegas memasukkan sejumlah celana dalamku
untuk ditumpuk, tumpuk pakaianmu,
barangkali jika rindu, kau akan mengenakannya
pun bila menemukan di balik gaun pernikahan kita
—di dasar koper berwarna memar itu.
kuciptakan perahu, untukmu melayari bentang sepimu
debur ombak yang melebur rindu
akan memecah resahmu, istriku
; jadilah nahkoda bodoh, biarkan kemudi digenggam angin
angan diperam kendali layar
kuciptakan perahu untukmu
kubiarkan lambungnya bocor
tenggelamlah kelak
di sini, di asin pipimu
aku menunggu sebagai laut
Makassar, 2013*puisi ini selesai setelah “perahu” itu kita selesaikan
Biodata: Faisal Oddang, asal Makassar, mahasiswa sastra Indonesia Universitas Hasanuddin, angkatan 2012. @sajakimut