Bila mana senja telah menenggelamkan cahaya mentari,
aku mulai resah melewati petang tanpamu.
Aku ingin sebentar saja bertemu denganmu
sebelum malam datang menyiksaku dengan kerinduan.
Betapa telah lama aku menyimpan rindu ini.
Namun kau tak pernah datang menemuiku.
Masih melekat di benakku
ketika kau pergi bersama mimpi-mimpimu.
Bahkan aku serasa masih mendengar
derap langkahmu yg kian menjauh.
Sesaat sebelum kau pergi, kau kecup keningku
dan kau berkata bahwa kau akan kembali
dengan membawa cinta kita.
Namun mengapa hingga kini kau tak kunjung datang?
Apa kau telah lupa dengan janjimu?
Berapa lama lagi ku harus menghabiskan waktu
untuk menunggu kehadiranmu?
Aku telah melewati tiga kali pergantian musim tanpamu.
Aku semakin gelisah karena tak pernah ada kabar darimu.
Apa lagi yg bisa ku harapkan darimu?
Mungkin di seberang sana, kau terlalu gembira
dengan mimpi yg telah berhasil kau wujudkan.
Hingga tak pernah kau beri kabar padaku
yg selalu setia dalam penantian.
Mungkin sebaiknya ku kikis saja harapanku.
Biarlah aku menelan kepahitan dustamu.
Karena aku tak ingin lagi merasakan sakit ini.
By : Rina Maniez
@rina_maniez on Twitter