18 January 2013

Surat Di Langit Biru

Langit biru, awan putih. berpadu padan menciptakan suasana indah. segemericik suara angin terdengar, hingga dedaunan kian melambai manja. siang ini aku kembali menulis rangkaian paragraf untukmu. hingga menciptakan larik-larik yang sedari tadi bergumpal di benakku.

apa kabar kau hari ini?
hari ini begitu cerah. suasana hatimu seperti hari ini kah?
siang ini, senandung burung yang berkicau, beramai-ramai dengan teriakan manusia-manusia yang lelah di sekitarku.
apakah hari ini pelajaranmu menyenangkan? apa yang kau dapat hari ini? masihkah kau mengatupkan kedua matamu sambil di alasi tas biru hitam yang menjadi saksi juang mu? apakah itu nyaman?

siang ini, hawa terasa begitu menyengat. pertahanan tubuhku tidak berniat untuk terlalu bersemangat. hari ini hanya beberapa alunan lagu yang dapat mewakili hasrat. seperti yang sudah kau tahu kebiasaanku jika suasana seperti ini mulai hadir. pepohonan rindang menjadi tujuan utama ku, dengan menggenggam buku wajib serta bolpoint yang selalu menemani hari-hariku, ku bawa mereka dengan penuh imajinasi-imajinasi yang sudah melimpah untuk segera di tuangkan.

kertas putih bersih, kini sudah mulai berwarna. berwarna hitam seperti kesukaanmu. setiap deduktif dan induktif yang kutulis kini bercerita tentang sesosok anak manusia yang mengajarkan tentang cinta dan luka kepada seorang gadis manja.tapi, gadis itu, kini sudah tak lagi berada dalam jalurnya. kau tau kenapa? si sosok klasik itu sudah menghancurkan setiap keping hatinya. aku merasa iba, melihat gadis itu kehilangan arah mata anginnya, aku melihat gadis itu tersesat. apa yang harus dia lakukan? apa kau tau sosok klasik itu malah melihat gadis manja itu dengan berpangku tangan. tak bertindak apa-apa. dimana perasaan lelaki itu?! itu yang ingin aku tanyakan padamu. logika ku buntu ketika melihat gadis manja itu meneteskan titik-titik air hangat di kedua pipi bakpao nya.

oh iya, ada lagi yang harus kau tau. ternyata sosok klasik itu hanya seorang pendusta! "sosok klasik itu hanya bermain-main dengan sekeping hati yang pernah patah" begitulah yang pernah gadis itu ucapkan. dan lucunya, gadis manja itu hanya tertawa ringan melihat drama yang tengah ia perankan. sudah berulang kali aku tanyakan apa alasan dari semua senyumnya itu. ia hanya selalu menjawab hal yang sama "aku tak terluka, aku hanya sakit" jawaban yang berbeda dari fakta. aku saja bisa membaca dari matanya yang hitam bulat itu, bahwa dia tidak hanya sekedar sakit. apa kau turut prihatin dengan keadaannya?

di bawah pohon rindang ini, angin kembali menggelitik pipiku dengan lembutnya yang membuat ku semakin bersemangat ingin menuliskan kisah gadis manja yang terluka itu. tanpa terasa kertas-kertas putihku sudah tergoreskan tinta hitam yang terlihat seperti mengerjakan sebuah catatan dan kini aku talah mrnjadikannya sebuah paragraf berlembar. abaikan lagi sajak-sajak ku ini, kita kembali dengan gadis manja tadi.

menurutmu, aku terlalu berlebihankah mendeskripsikan cerita gadis manja itu? tapi, aku ingin bertanya sekali lagi padamu. apa kau sependapat denganku jika sosok klasik itu benar-benar mempunyai karakter seperti Peter Pan dalam dongeng anak-anak Tinker Bell? si Peter Pan yang terus menahan Tinker Bell untuk tetap berada di sisinya, memberi hal-hal indah yang tanpa ia sadari ia melukai Tinker Bell. memaksa Tinker Bell untuk tetap bersamanya, sedangkan hatinya telah ia mantapkan untuk Wendy, gadis harapannya. kau tau kisa itu bukan? seperti kisah yang sering ku ceirtakan padamu. kisah yang membuatku tak pernah bosan untuk berulang kali menontonnya. dan di sisi ini Tinker Bell tanpa sengaja di perankan oleh gadis manja itu. dasar Peter Pan yang ababil! bocah! benarkan logika ku tentang itu? menurut mu apa jalan yang terbaik untuk membebaskan gadis manja itu dari jeratan sosok klasik yang terus menarik ulur hati gadis manja itu? karena kau seorang lelaki mungkin kau bisa memberi sedikit saran. jika kau sudah menemukan saran untuk itu, jangan lupa beri tahu aku.

mungkin, ini saja yang bisa aku ceritakan padamu untuk siang dengan langit biru kali ini. akan ku tulis lagi beberapa pucuk surat di cuaca yang berbeda dan dengan kisah-kisah lain yang akan ku temukan. langit biru hari ini, mewakili setumpuk rindu yang kian lama membuncah tertahan untukmu. semilir angin hari ini akan menyampaikannya padamu. ku tunggu balasan mu untuk sepenggal rindu di kertas putih sekali lagi...



someone who miss you so much

:)

Postingan Terpopuler

Postingan Terbaru