14 November 2013

Kau dan Kekacauanku

Kecemburuan itu membakar relung hati ini
Meskipun telah ku sadari kau bukanlah milikku lagi, namun apalah daya jika cinta ini terlanjur tumbuh
Andai saja waktu tak mempertemukan kita seperti hari kemarin
Mungkin saat ini aku takkan merasakan semua sakit ini, sakit karena cintaku bertepuk sebelah tangan
Sakit yang menggerogoti akal sehat ku, membuat air mata ini menetes setiap kali aku mengingat mu
Menjadikan ku lemah, pasrah, dan tak berdaya
Membuatku bertanya-tanya apa yang terjadi dalam jiwaku sebenarnya
Karena ini bukanlah diriku, aku sama sekali tak mengenal siapa orang dalam pantulan cermin itu
Diriku sekarang begitu menyedihkan, padahal seingat ku, aku masih baik-baik saja
Ya, aku baik-baik saja
Tetapi itu sebelum kau hadir dan merebut seluruh kendali, memporak-porandakan segala ketenangan ku
Kau memang pengacau kecil dalam hidup ku yang berhasil mengacaukan segala yang telah tersusun rapi
Menghancurkan diri ini dengan cinta yang tak seharusnya ada
Namun pada akhirnya, sesakit apapun hal yang kurasa
Aku pun menyadari sejak pertama kehadiranmu di hati ini
Kau telah menjadi poros dalam hidupku
Walaupun poros itu kini telah kehilangan arah,
Menghilang,
Tertiup angin tetangga

Postingan Terpopuler

Postingan Terbaru