13 November 2013

DULU


Engkau adalah matahari bagiku. Ketika mentari tertutup awan dan tak mampu memberikan benderang, engkaulah penyinarku. Ketika kelabu tak berkesudahan saat mataku menatap langit dan hujan mengguyur tanah hingga banjir di beberapa titik sekalipun, aku tak pernah merasa hawa dingin menembus tulangku, karna engkau adalah matahari yang mampu hangatkan jiwa dan ragaku.
namun tiba tiba saja kau pergi,aku sangat terpukul dengan kondisi seperti ini. Bagaikan kehilangan pedoman hidup dalam setiap langkahku. Aku bagaikan kehilangan matahari yang menyinariku dikala siang dan menghangatkan hatiku dikala dingin. Hidupku terasa beku. Tak ada samar dalam hari-hariku. Diriku selalu terasa hampa. Bahkan langit yang cerah dan berwarna biru karena telah memasuki musim kemarau serasa berwarna kelabu di hatiku, begitu pudarnya harapanku karna permintaanmu. Tak ada lagi engkau yang selalu memberikan motivasi agar aku selalu belajar dengan giat dan menceramahiku ketika malas menerpaku saat aku mengerjakan latihan atau PR yang jumlahnya tak menentu. Begitu banyak yang hilang dari hatiku setelah kepergianmu. Engkau adalah pacar yang begitu aku idolakan, kau adalah seorang kakak tempat aku mengadu dan meminta pedoman nasihat, seorang sahabat berkeluh kesah, tempatku menceritakan masalahku bersama sahabat-sahabatku lainnya, dan engkau juga seorang guru yang selalu mengajarkanku berbagai hal, mengajarkanku rumus Kimia dan bagaimana cara menghapal Sistem Periodik serta bagaimana caranya mengingat nama kingdom semua makhluk hidup pada pelajaran Biologi yang begitu sukar untuk kuhapalkan. Mengajarkan aku agar menyukai guru mata pelajaran terlebih dahulu agar aku bisa mahir di pelajaran yang diajarkannya, dan memberikan tips untukku bagaimana pola belajar agar mampu membagi waktu mengerjakan segudang tugas yang menyita waktu dan tenagaku.
Dulu, engkau selalu membangunkanku ketika azan shubuh untuk solat, dan engkaupun selalu memarahiku jika aku tidur setelah selesai solat bukannya belajar sesuai perintahmu. Dulu ketika aku begitu letih karena kegiatan OSIS, engkaulah yang menyemangatiku agar tak mau menyerah pada rasa lelahku, dan engkau selalu memberikan waktu agar aku dapat beristirahat dan kembali memulihkan tenagaku yang terkuras akibat banyaknya kegiatanku. Dulu ketika engkau masih menjadi pacarku, kita selalu membincangkan banyak hal, bukanlah perbincangan basa-basi seperti “Aku sayang kamu” ataupun “Kamu segalanya buat aku” namun perbincangan yang lebih bermutu dan berguna, memperdebatkan setiap pejabat yang muncul di berita, mencaci maki pejabat yang dengan mudahnya melarikan uang rakyat, bahkan kita sempat mencari informasi tentang beberapa pejabat yang memiliki banyak harta karena kecurigaan kita terhadap mereka. Dan kini aku sangat merindukan itu semua. Aku begitu terpuruk. 

Postingan Terpopuler

Postingan Terbaru